zakiyyzakiyah

Sabtu, 10 Maret 2018

Laporan Pengamatan Kontraksi Otot


LAPORAN PRAKTIKUM
PENGAMATAN KONTRAKSI OTOT



Anggota Kelompok :
1.     Diana Rahmawati          (13)
2.     Qothrunada Zakiyah      (27)
3.     Sherly Anggraini S        (33)


SMA NEGERI 1 SIMO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018




KATA PENGANTAR
                                                                                                   
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “ Pengamatan kontraksi otot ” ini sesuai dengan waktu yang telah ditetukan.
Pada kesempatan ini kami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada :                
1.      Ibu Tri Sulistyani S. Pd selaku guru mapel biologi yang telah memberi kami ilmu, pengarahan maupun ide dan kesempatan untuk menyusun laporan ini.
2.      Kepada anggota kelompok yang sudah meluangkan waktunya untuk melakukan dan melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan semangat, dan terimakasih telah berpartisipasi dalam menyusun laporan ini.

Dan kepada pihak-pihak yang terkait. Penulis menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna kesempurnaan penulisan laporan di masa yang akan datang.



                                                                                                    Simo, 20 November 2017




                                                                                                                 Penyusun










DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang......................................................................................................iv
1.2  Tujuan...................................................................................................................iv
BAB II ISI
2.1  Teori
2.2  Alat dan Bahan
2.3  Langkah Kerja
2.4  Data Hasil Pengamatan
2.5  Analisis Data Hasil Pengamatan
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Lampiran
3.3  Daftar Pustaka












BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Katak merupakan hewan vertebrata yang tergolong Class Amphibia, maka dari itu, katak memiliki rangkadalam (endoskeleton). Katak adalah pelompat yang baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat kuat.
Otot dikenal juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai daging merupakan pendukung utama gerak tubuh dengan cara memendek (berkontraksi) dan memanjang (relaksasi). Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot memendek.Ketika otot skelet (rangka) berkontraksi, akan terjadi hubungan antara aktin dan miosin oleh troponin dan tropomiosin. Aktin dan mosin akan bergerak sehingga jarak aktin dan miosin menjadi rapat, sehingga otot memendek. Untuk melakukan itu otot memerlukan energi yang bersumber dari ATP dan Kreatin Phospat.
Otot dikenal juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai daging merupakan pendukung utama gerak tubuh dengan cara memendek (berkontraksi) dan memanjang (relaksasi). Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot memendek. Apabila otot dirangsang (disetrum), maka akan terjadi kontraksi otot dimana otot akan bergerak (berkontraksi) dengan sendirinya. Dalam mekanisme kontraksi otot diperlukan ATP (Adenosine Triphosphate) dan Kreatinphosphate untuk memperoleh energi, namun untuk membuat troponim C lancar mengatur tropomiosin diperlukan ion Ca2+ yang di distribusikan oleh saluran yang menghubungkan reticulum sarkoplasma dengan troponim C.
Keadaan otot betis katak tersebut akan bergerak/berkontraksi secara terus menerus jika arus listrik tersebut disambungkan terus menerus. Dan otot tersebut melekat pada rangka dan sendi.

1.2  Tujuan
Memahami kontraksi otot sebagai bagian proses sistem gerak


        BAB II
ISI

2.1 Teori
Otot merupakan alat gerak aktif, disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi.
Fungsi Otot antara lain adalah :
1. Membuat gerakan tubuh
2. Mempertahankan postur tubuh bersama rangka
3. Menstabilkan hubungan antar tulang
4. Mempertahankan suhu tubuh
5. Melindungi jaringan dalam tubuh
6. Berfungsi sebagai pintu keluar masuk
7. Menyimpan sedikit nutrisi
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1.Kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi/memendek.
2.Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi.
3.Elastisitas: kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
Berdasarkan sifat kerjanya, otot dibedakan menjadi:
a.Sinergis : yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi. Contoh: otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah.
b.Antagonis: cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi. Contoh: otot trisep dan bisep pada lengan atas
Sistem Gerak Katak
Hewan vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari tulang dan tulang dan otot bekerja sama dengan membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memiliki bentuk khas, bentuk khas inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.
Pada katak yang merupakan hewan vertebrata yang tergolong Class Amphibia, maka Katak memiliki rangka dalam (endoskeleton). Rangka katak tersusun dari tiga kelompok tulang yaitu tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Katak adalah pelompat yang baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat kuat. Katak ini juga memiliki selaput renang di tungkainya sehingga bisa berenang. Selaput ini memberikan tekanan yang kuat melawan air sehingga terjadilah gerakan di air.
Menurut Ganong bahwa sel-sel otot seperti juga neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekanik untuk membangkitkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Berbeda dengan sek saraf, otot memiliki kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan myosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah
sangat banyak di otot.
Ada empat macam bentuk rangsangan otot rangka, yaitu:
·Mekanik : Dapat berupa pijitan, tarikan, maupun pukulan.
·Kimia : Dapat berupa larutan asam dan larutan garam.
·Panas : Dapat berupa keadaan yang bersifat panas maupun dingin.
·Listrik : Dapat berupa arus listrik yang diberikan terhadap otot atau saraf.
Di antara keempat macam bentuk rangsangan tersebut di atas yang sering digunakan adalah rangsangan listrik, karena intensitas rangsang, lamanya pemberian rangsang, dan frekwensi rangsang dapat dengan mudah diatur dan kerusakan yang ditimbulkan pada jaringan adalah minim. Bila saraf sebuah otot rangka diberi rangsang listrik maka otot akan berkontraksi atau mengerut. Bila perangsangan bertubi-tubi, kontraksi yang berkepanjangan (tetani). Bila laju perangsangan diturunkan maka terjadi sumasi yang tidak lengkap. Besar kegiatan suatu otot dapat beragam tergantung dari jumlah unit gerak yang aktif.
Bila semua unit gerak digiatkan serentak maka otot akan berkontraksi sekali. Tetapi bila unit gerak ini di giatkan pada waktu yang tidak bersamaan maka otot akan mengalami ketegangan. Bahwa otot rangka dapat mengadakan kotraksi dengan cepat, apabila ia mendapatkan rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis panas, dingin dan lain-lain.
Bila otot rangka dirangsang secara terus-menerus dengan intensitas rangsang yang sama besar dengan frekuensi satu rangsang per detik, maka pada suatu saat otot kehilangan kemampuan untuk kontraksi. Penegangan otot atau kontraksi terjadi apabila otot menerima rangsangan. Dikenal dua macam penegangan otot yaitu isotonik dan isometrik. Kontraksi isotonik adalah penegangan otot yang mengakibatkan otot mengalami pemendekan, konteraksi isometrik adalah timbulnya penegangan otot tanpa mengalami pemendekan.
Kontraksi Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi atau memendek jika oto sedang melakukan kegiatan yang disebut kontraksibilitas.
Otot tersusun atas dua macam filamen yaitu aktin dan miosin. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut-serabut oto menyusun satu otot. MIOFIBRIL
Mekanisme Kontraksi Otot
Kontraksi otot terjadi berdasarkan adanya dua set filamen (aktin dan miosin). Otot berkontraksi karena pengaruh rangsangan dari saraf. Rangsangan yang tiba di otot memengaruhi terbentuknya asetilkolin di ujung saraf. Adanya asetilkolin akan membebaskan ion kalsium di dalam otot. Ion kalsium akan menyebabkan protein otot (aktin dan miosin ) membentuk aktomiosin.
Hal ini menyebabkan pemendekan otot yang disebut kontraksi. Setelah berkontraksi, ion kalsium masuk lagi ke dalam plasma sel yang menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan myosin sehingga otot melemas yang disebut relaksasi.
Kontraksi otot memerlukan energi dan ATP adalah sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP akan menurun jika kontraksi otot terjadi dalam waktu yang lama.
Sumber energi untuk Kontraksi otot
ATP > ADP + P
Energi yang digunakan untuk kontraksi otot pada umumnya berasal penguraian ATP dan ADP
Aktin + Miosin
Aktomiosin
Sumber lain untuk memperoleh energi adalah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
ØGlikogen > laktasidogen
ØLaktasidogen > glukosa + asam laktat
ØGlukosa > CO + HO + Energi
ØGlukosa > CO2 + H2O + Energi




2.2 Alat dan Bahan
1.      Statif dengan dua klem
2.      Batu baterai dua buah
3.      Kabel 1 meter
4.      Kapas
5.      Cawan petri
6.      Pipet tetes
7.      Stopwatch
8.      Benang jahit 1 meter
9.      Larutan ringer
10.  Katak hijau

2.3 Langkah Kerja
1.      Matikan katak dengan cara dibius menggunakan alkohol 96 %.
2.      Lepaskan kulit katak dari betis hingga paha.
3.      Potonglah otot betis kaki katak dan usahakan dikedua ujung otot terdapat tendonnya.
4.      Rangkailah perangkat percobaan.
5.      Ikatlah kedua ujung tendon dengan benang dan ikatlah benang pada klem.
6.      Teteskan larutan ringer pada otot tadi agar tetap basah
7.      Berikan rangsangan arus listrik dengan baterai, dengan cara menyentuhkan kabel di kedua ujung tendon. Rangsangan dibuat dengan interval waktu setiap 3 menit, 2 menit, 1 menit, 30 detik, dan 1 detik. Masing-masing 5 kali.
8.      Rangsangan terakhir berikan terus-menerus.
9.      Amati apa yang terjadi dan masukkan data pengamatan pada tabel.

2.4 Data Hasil Pengamatan
Perlakuan
Interval waktu
1
2
3
4
5
1
3 menit
+
+
+
+
+
2
2 menit
+
+
+
+
+
3
1 menit
+
+
+
+
+
4
30 detik
+
+
+
+
+
5
1 detik
+
+
+
+
+
6
Terus-menerus
+
+
+
+
+


2.5 Analisis Data Hasil Pengamatan
1.      Apakah manfaat larutan ringer pada perobaan tersebut?
Jawab : Manfaat larutan ringer pada perobaan adalah untuk membasahi sel-sel pada jaringan otot agar sel-sel tersebut tetap hidup meskipun terpisah dari organ tubuh yang lain.
2.      Disebut apakah bagian otot yang bergerak tersebut?
Jawab : Bagian otot yang bergerak pada perobaan tersebut disebut otot tendon.
3.      Apa yang terjadi apabila otot dirangsang terus-menerus? Mengapa demikian?
Jawab : Apabila otot dirangsang terus-menerus maka akan terjadi kelelahan pada otot. Hal ini dikarenakan energi yang terdapat pada otot tersebut sudah benyak terpakai sehingga apabila otot diberi rangsangan terus-menerus maka otot akan cepat lelah.
4.      Sebutkan senyawa kimia di dalam otot yang berpengaruh terhadap kontraksi otot!
Jawab : Senyawa kimia di dalam otot yang berpengaruh terhadap kontraksi otot adalah senyawa kimia berupa ATP ( Adenosin Tri Pospat ) dan keratin fosfat.







BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Otot merupakan alat gerak aktif, yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi atau memendek karena otot mengandung senyawa kimia berupa ATP (adenosine triposfat) dan keratin fasfat. Jika otot di beri rangsangan berupa arus listrik, maka dengan bantuan senyawa tersebut otot dapat berkontraksi. Jika otot berkontraksi terus menerus maka otot akan mengalami kelelahan dan kontraksi otot semakin melemah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar