LAPORAN PRAKTIKUM
PENGAMATAN KONTRAKSI OTOT
Anggota
Kelompok :
1. Diana Rahmawati (13)
2. Qothrunada Zakiyah (27)
3. Sherly Anggraini S (33)
SMA NEGERI 1 SIMO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “ Pengamatan kontraksi otot ” ini sesuai
dengan waktu yang telah ditetukan.
Pada kesempatan ini kami tak
lupa mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Tri Sulistyani S. Pd
selaku guru mapel biologi yang telah memberi kami ilmu, pengarahan maupun ide
dan kesempatan untuk menyusun laporan ini.
2. Kepada anggota kelompok yang
sudah meluangkan waktunya untuk melakukan dan melaksanakan tugas yang telah
diberikan dengan semangat, dan terimakasih telah berpartisipasi dalam menyusun
laporan ini.
Dan kepada pihak-pihak yang terkait. Penulis
menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat kami harapkan guna kesempurnaan penulisan laporan di masa
yang akan datang.
Simo,
20 November 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul........................................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................................ii
Daftar
Isi.................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang......................................................................................................iv
1.2 Tujuan...................................................................................................................iv
BAB
II ISI
2.1 Teori
2.2 Alat dan Bahan
2.3 Langkah Kerja
2.4 Data Hasil Pengamatan
2.5 Analisis Data Hasil
Pengamatan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Lampiran
3.3 Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Katak
merupakan hewan vertebrata yang tergolong Class Amphibia, maka dari itu, katak
memiliki rangkadalam (endoskeleton). Katak adalah pelompat yang baik karena
tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat kuat.
Otot
dikenal juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai daging merupakan pendukung utama
gerak tubuh dengan cara memendek (berkontraksi) dan memanjang (relaksasi). Kontraksi
otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot memendek.Ketika
otot skelet (rangka) berkontraksi, akan terjadi hubungan antara aktin dan
miosin oleh troponin dan tropomiosin. Aktin dan mosin akan bergerak sehingga
jarak aktin dan miosin menjadi rapat, sehingga otot memendek. Untuk melakukan
itu otot memerlukan energi yang bersumber dari ATP dan Kreatin Phospat.
Otot
dikenal juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai daging merupakan pendukung
utama gerak tubuh dengan cara memendek (berkontraksi) dan memanjang
(relaksasi). Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan
miosin sehingga otot memendek. Apabila otot dirangsang (disetrum), maka akan
terjadi kontraksi otot dimana otot akan bergerak (berkontraksi) dengan
sendirinya. Dalam mekanisme kontraksi otot diperlukan ATP (Adenosine
Triphosphate) dan Kreatinphosphate untuk memperoleh energi, namun untuk membuat
troponim C lancar mengatur tropomiosin diperlukan ion Ca2+ yang di
distribusikan oleh saluran yang menghubungkan reticulum sarkoplasma dengan
troponim C.
Keadaan
otot betis katak tersebut akan bergerak/berkontraksi secara terus menerus jika
arus listrik tersebut disambungkan terus menerus. Dan otot tersebut melekat
pada rangka dan sendi.
1.2 Tujuan
Memahami kontraksi otot sebagai bagian
proses sistem gerak
BAB II
ISI
2.1 Teori
Otot merupakan
alat gerak aktif, disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi.
Fungsi Otot
antara lain adalah :
1. Membuat
gerakan tubuh
2.
Mempertahankan postur tubuh bersama rangka
3. Menstabilkan
hubungan antar tulang
4.
Mempertahankan suhu tubuh
5. Melindungi
jaringan dalam tubuh
6. Berfungsi
sebagai pintu keluar masuk
7. Menyimpan
sedikit nutrisi
Otot memiliki
tiga kemampuan khusus yaitu :
1.Kontraktibilitas
: kemampuan untuk berkontraksi/memendek.
2.Ekstensibilitas
: kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan
saat kontraksi.
3.Elastisitas:
kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat
kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
Berdasarkan
sifat kerjanya, otot dibedakan menjadi:
a.Sinergis :
yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama
berelaksasi. Contoh: otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah.
b.Antagonis:
cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi. Contoh:
otot trisep dan bisep pada lengan atas
Sistem Gerak
Katak
Hewan vertebrata
membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut diatasi dengan
adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan
tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari tulang dan tulang dan otot bekerja sama
dengan membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memiliki bentuk khas, bentuk
khas inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.
Pada katak yang
merupakan hewan vertebrata yang tergolong Class Amphibia, maka Katak memiliki
rangka dalam (endoskeleton). Rangka katak tersusun dari tiga kelompok tulang
yaitu tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Katak adalah pelompat
yang baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat
kuat. Katak ini juga memiliki selaput renang di tungkainya sehingga bisa
berenang. Selaput ini memberikan tekanan yang kuat melawan air sehingga
terjadilah gerakan di air.
Menurut Ganong
bahwa sel-sel otot seperti juga neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik,
dan mekanik untuk membangkitkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang
membran sel. Berbeda dengan sek saraf, otot memiliki kontraktil yang digiatkan
oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan myosin, yang menghasilkan
kontraksi, terdapat dalam jumlah
sangat banyak di
otot.
Ada empat macam
bentuk rangsangan otot rangka, yaitu:
·Mekanik : Dapat
berupa pijitan, tarikan, maupun pukulan.
·Kimia : Dapat
berupa larutan asam dan larutan garam.
·Panas : Dapat
berupa keadaan yang bersifat panas maupun dingin.
·Listrik : Dapat
berupa arus listrik yang diberikan terhadap otot atau saraf.
Di antara
keempat macam bentuk rangsangan tersebut di atas yang sering digunakan adalah
rangsangan listrik, karena intensitas rangsang, lamanya pemberian rangsang, dan
frekwensi rangsang dapat dengan mudah diatur dan kerusakan yang ditimbulkan
pada jaringan adalah minim. Bila saraf sebuah otot rangka diberi rangsang
listrik maka otot akan berkontraksi atau mengerut. Bila perangsangan bertubi-tubi,
kontraksi yang berkepanjangan (tetani). Bila laju perangsangan diturunkan maka
terjadi sumasi yang tidak lengkap. Besar kegiatan suatu otot dapat beragam
tergantung dari jumlah unit gerak yang aktif.
Bila semua unit
gerak digiatkan serentak maka otot akan berkontraksi sekali. Tetapi bila unit
gerak ini di giatkan pada waktu yang tidak bersamaan maka otot akan mengalami
ketegangan. Bahwa otot rangka dapat mengadakan kotraksi dengan cepat, apabila
ia mendapatkan rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, rangsangan
mekanis panas, dingin dan lain-lain.
Bila otot rangka
dirangsang secara terus-menerus dengan intensitas rangsang yang sama besar
dengan frekuensi satu rangsang per detik, maka pada suatu saat otot kehilangan kemampuan
untuk kontraksi. Penegangan otot atau kontraksi terjadi apabila otot menerima
rangsangan. Dikenal dua macam penegangan otot yaitu isotonik dan isometrik. Kontraksi
isotonik adalah penegangan otot yang mengakibatkan otot mengalami pemendekan,
konteraksi isometrik adalah timbulnya penegangan otot tanpa mengalami
pemendekan.
Kontraksi Otot
Otot merupakan
alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi atau memendek jika oto sedang
melakukan kegiatan yang disebut kontraksibilitas.
Otot tersusun
atas dua macam filamen yaitu aktin dan miosin. Kedua filamen ini menyusun
miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut-serabut oto menyusun
satu otot. MIOFIBRIL
Mekanisme
Kontraksi Otot
Kontraksi otot
terjadi berdasarkan adanya dua set filamen (aktin dan miosin). Otot
berkontraksi karena pengaruh rangsangan dari saraf. Rangsangan yang tiba di
otot memengaruhi terbentuknya asetilkolin di ujung saraf. Adanya asetilkolin akan
membebaskan ion kalsium di dalam otot. Ion kalsium akan menyebabkan protein otot
(aktin dan miosin ) membentuk aktomiosin.
Hal ini
menyebabkan pemendekan otot yang disebut kontraksi. Setelah berkontraksi, ion
kalsium masuk lagi ke dalam plasma sel yang menyebabkan lepasnya perlekatan
aktin dan myosin sehingga otot melemas yang disebut relaksasi.
Kontraksi otot
memerlukan energi dan ATP adalah sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP
akan menurun jika kontraksi otot terjadi dalam waktu yang lama.
Sumber energi
untuk Kontraksi otot
ATP > ADP + P
Energi yang
digunakan untuk kontraksi otot pada umumnya berasal penguraian ATP dan ADP
Aktin + Miosin
Aktomiosin
Sumber lain
untuk memperoleh energi adalah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa.
Reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
ØGlikogen >
laktasidogen
ØLaktasidogen
> glukosa + asam laktat
ØGlukosa > CO
+ HO + Energi
ØGlukosa
> CO2 + H2O + Energi
2.2 Alat dan Bahan
1. Statif
dengan dua klem
2. Batu
baterai dua buah
3. Kabel
1 meter
4. Kapas
5. Cawan
petri
6. Pipet
tetes
7. Stopwatch
8. Benang
jahit 1 meter
9. Larutan
ringer
10. Katak
hijau
2.3
Langkah Kerja
1.
Matikan katak
dengan cara dibius menggunakan alkohol 96 %.
2.
Lepaskan kulit
katak dari betis hingga paha.
3.
Potonglah otot
betis kaki katak dan usahakan dikedua ujung otot terdapat tendonnya.
4.
Rangkailah
perangkat percobaan.
5.
Ikatlah kedua
ujung tendon dengan benang dan ikatlah benang pada klem.
6.
Teteskan larutan
ringer pada otot tadi agar tetap basah
7.
Berikan
rangsangan arus listrik dengan baterai, dengan cara menyentuhkan kabel di kedua
ujung tendon. Rangsangan dibuat dengan interval waktu setiap 3 menit, 2 menit,
1 menit, 30 detik, dan 1 detik. Masing-masing 5 kali.
8.
Rangsangan
terakhir berikan terus-menerus.
9.
Amati apa yang
terjadi dan masukkan data pengamatan pada tabel.
2.4
Data Hasil Pengamatan
Perlakuan
|
Interval waktu
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
3 menit
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
2
|
2 menit
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
3
|
1 menit
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
4
|
30 detik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
5
|
1 detik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
6
|
Terus-menerus
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
2.5
Analisis Data Hasil Pengamatan
1.
Apakah manfaat
larutan ringer pada perobaan tersebut?
Jawab : Manfaat larutan
ringer pada perobaan adalah untuk membasahi sel-sel pada jaringan otot agar
sel-sel tersebut tetap hidup meskipun terpisah dari organ tubuh yang lain.
2.
Disebut apakah
bagian otot yang bergerak tersebut?
Jawab : Bagian otot
yang bergerak pada perobaan tersebut disebut otot tendon.
3.
Apa yang terjadi
apabila otot dirangsang terus-menerus? Mengapa demikian?
Jawab : Apabila otot
dirangsang terus-menerus maka akan terjadi kelelahan pada otot. Hal ini
dikarenakan energi yang terdapat pada otot tersebut sudah benyak terpakai
sehingga apabila otot diberi rangsangan terus-menerus maka otot akan cepat
lelah.
4.
Sebutkan senyawa
kimia di dalam otot yang berpengaruh terhadap kontraksi otot!
Jawab : Senyawa kimia
di dalam otot yang berpengaruh terhadap kontraksi otot adalah senyawa kimia
berupa ATP ( Adenosin Tri Pospat ) dan keratin fosfat.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Otot merupakan
alat gerak aktif, yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi atau memendek
karena otot mengandung senyawa kimia berupa ATP (adenosine triposfat) dan
keratin fasfat. Jika otot di beri rangsangan berupa arus listrik, maka dengan
bantuan senyawa tersebut otot dapat berkontraksi. Jika otot berkontraksi terus
menerus maka otot akan mengalami kelelahan dan kontraksi otot semakin melemah.
3.2
Lampiran
3.3 Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar