zakiyyzakiyah

Senin, 12 Maret 2018

Laporan praktikum respirasi hewan dan tumbuhan


LAPORAN PRAKTIKUM
RESPIRASI HEWAN DAN TUMBUHAN



Anggota Kelompok :
1.     Diana Rahmawati          (13)
2.     Qothrunada Zakiyah      (27)
3.     Sherly Anggraini S        (33)


SMA NEGERI 1 SIMO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018



KATA PENGANTAR

                                                                                                   
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “ Respirasi Hewan dan Tumbuhan ” ini sesuai dengan waktu yang telah ditetukan.
Pada kesempatan ini kami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada :                
1.      Ibu Tri Sulistyani S. Pd selaku guru mapel biologi yang telah memberi kami ilmu, pengarahan maupun ide dan kesempatan untuk menyusun laporan ini.
2.      Kepada anggota kelompok yang sudah meluangkan waktunya untuk melakukan dan melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan semangat, dan terimakasih telah berpartisipasi dalam menyusun laporan ini.

Dan kepada pihak-pihak yang terkait. Penulis menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna kesempurnaan penulisan laporan di masa yang akan datang.



                                                                                                    Simo, 12 Maret 2018




                                                                                                                 Penyusun



DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang......................................................................................................iv
1.2  Tujuan...................................................................................................................iv
BAB II ISI
1.1  Teori
1.2  Alat dan Bahan
1.3  Langkah Kerja
1.4  Data Hasil Pengamatan
1.5  Jawab Pertanyaan
BAB III PENUTUP
1.1  Kesimpulan
1.2  Lampiran
1.3  Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Respirasi pada hewan umumnya menggunakan alat-alat pernafasan. Hewan-hewan yang hidup di habitat darat khususnya vertebrata bernafas dengan paru-paru. Hewan invertebrata alat pernafasannya bermacam-macam diantaranya dengan mengugnakan seluruh permukaan tubuh seperti pada Hydra (Coelenterata), Planaria (Platyhelminthes), cacing tanah (Annelida), sedangkan serangga alat pernafasannya dengan menggunakan saluran trakhea.
Di dalam alat pertukaran gas tersebut berlangsung pertukaran gas O2 dan CO2 . gas O2 masuk ke dalam tubuh pada saat terjadi inspirasi sedangakn gas CO2  keluar dari tubuh pada saat  ekspirasi (kecuali pada golongan pisces).
Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel maupun mulut. Secara sederhana reaksi kimia  yang trejadi dalam respirasi dapat ditulis sebagai berikut :
C6H12 O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + ATP
Oksigen yamg diperoleh dari proses bernapas digunakan dalam proses respirasi, sedangkan karbondioksida yang dihasilkan ari proses respirasi dikeluarkan melalui proses bernapas. Respirasi berkaitan erat dengan laju metabolisme karena laju metabolisme merupakan jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksida dan bahan makanan memerlukan oksigen ( dalam jumlah yang dibutuhkan ) untuk menghasilkan energi yang diketahui menghasilkan jumlahnya juga, akan tetapi laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.

1.2  Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi  prose respirasi pada hewan dan tumbuhan.




       BAB II
ISI

2.1 Teori
A.Pengertian Respirasi   
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya respirasi adalah temperatur, spesies, ukuran badan dan aktifitas.Respirasi atau oksidasi glukosa secara lengkap merupakan proses pembentukan energy yang utama untuk kebanyakan sel. Pada waktu glukosa dipecah dalam suatu rangkaian reaksi enzimatis, beberapa energy dibebaskan dan diubah menjadi bentuk ikatan phosphate bertenaga tinggi (ATP)dan sebagian lagi hilang sebagai panas. Proses keseluruhan dari respirasi merupakan reaksi oksidasi reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2
sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O. pati, fruktan, sukrosa, atau gula lainnya, lemak, asam organic, protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Respirasi umum glukosa, dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2                            6CO2 + 6H2O + energy (ATP + panas)
          Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi merupakan oksidasi yang berlangsung di medium air, dengan pH mendekati netral, dan pada suhu sedang. Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organic yang menghasilkan energy yang digunakan untuk aktivitas sel dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya.
          Lebih lanjut, sejalan dengan berlanngsungnya pemecahan, kerangka karbon antara disediakan untuk menghasilkan berbagai produk esensial lainnya.
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen respirasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.             Respirasi aerob
Yang menggunakan O2 sebagai terminal electron akseptor (respirasi yang memerlukan oksigen,penguraian lengkap sampai dihasilkan CO2 + H2O àoksidasi sempurna).
  Raksinya :  C6H12O6              à              6CO2 + 6H2O + ATP
2.             Respirasi anaerob
Yang tidak memerlukan oksigen tetapi asam organic sebagai electron akseptor (respirasi yang tidak memerlukan oksigen, penguraian bahan organic tidak lengkapà oksidasi tidak sempurna )
Raksinya :            C6H12O6                à       2C2H5OH + 2CO2 + ATP

v   Resprasi pada insecta
     Kelas hexapoda seringkali disebut sebagai insecta atau serangga, yang memiliki kaki yang berjumlah emanam. Namun tidak semua anggotanya selalu memiliki kaki enam. Golongan serangga primitif memmiliki kaki setiap ruas tubuhnya. Selama daur hidupnya serangga mengalami pergantian bentuk yang disebut metamorfosis, dengan jalan melakukan pengelupasan kulit yang disebut ekdisis. Metamorfosis ada dua macam, yaitu metamorfosis tak sampurna dan metamorfosis sempurna.
     Serangga dapat ditemukan di mana-mana, misalnya di air, darat, dan udara atau di tumpukan buku-buku. Ada yang hidup bebas ada juga yang pasarit. Ada yang mengeluarkan cahaya di malam hari, ada pula yang mengeluarkan suara yang nyaring. Ada yang memiliki
nilai ekonomi dan ada juga yang merugikan.  Serangga merpakan hewan yang paling sukses hidup didunia karena dapat beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan.Anggota Insekta sekitar 900.000 jenis yang berbagi menjadi 25 ordo. Insekta dipelajari dalam ilmu khusus yaitu entomologi.

                                 I.Sistem respirasi pada insecta
          Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksosleketon) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada ummunya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
          Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea bercabang lagi bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kalpiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Makanisme pernapasan pada serangga, misalanya belalang, adalah sebagai berikut :
          Jika otot perut belalang berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
          Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
          Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
          Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam ke dalam air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
          Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.

v   Respirasi pada tumbuhan (kecambah kacang hijau)
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.

2.2 Alat dan Bahan
1.      Respirometer
2.      Pipet
3.      Pinset
4.      Timbangan
5.      Kapas
6.      Jarum suntik
7.      Vaselin
8.      Pengukur waktu
9.      Kristal NaOH
10.  Eosin
11.  Serangga
12.  Kecambah

2.3 Langkah Kerja
1.      Timbang berat masing-masing serangga dan kecambah.
2.      Masukkan kristal NaOH ke dalam botol respirometer.
3.      Sekat kristal NaOH dengan kapas agar serangga atau kecambah yang akan diamati tidak berhubungan langsung dengan kristal NaOH.
4.      Masukkan serangga kedalam respirometer.
5.      Tutup botol dengan penutup berskala.
6.      Lapisi bagian antara pentup berskala dan botol respirometer dengan vaselin.
7.      Tutup ujung pipa dengan jari selama 2 menit.
8.      Lepaskan jari dan tutup kembali dengan meyuntikkan larutan eosin ke dalam pipa.
9.      Letakkan respirometer dalam keadaan mendatar.
10.  Amati dan catat hasilnya setiap 5 menit selama 15 menit.
11.  Ulangi percobaan yang sama pada serangga lain dan kecambah.

2.4 Data Hasil Pengamatan
No.
Organisme
Berat (gr)
5 menit ke-1
5 menit ke-2
5 menit ke-3
1.
Belalang
1,5
1
-
-
2.
Jangkrik
0,3
0,45
0,53
0,67
3.
Kecambah besar
0,5
0,20
0,36
0,46
4.
Kecambah kecil
0,5
0,16
0,32
0,42

2.5 Jawab Pertanyaan
1.      Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kedudukan eosin dalam percobaan ?
Jawab : -    Usaha serangga tersebut dalam menghirup oksigen (O2)
-          NaOH yang digunakan
-          Berat atau massa hewan yang digunakan dalam percobaan
2.      Apakah peranan NaOH dalam percobaan tersebut ?
Jawab : Peranan NaOH dalam percobaan tersebut adalah untuk untuk mengikan CO2 sehingga pergerakan dari eosin benar-benar disebabkan oleh konsumsi oksigen.
3.      Mengapa eosin kedudukannya bergeser ?
Jawab : Eosin kedudukannya bergeser karena usaha yang dilakukan serangga untuk menghirup oksigen dari luar melalui tabung kapiler berskala, sehingga hewan (jangkrik dan belalang) dan kecambah memperoleh oksigen, maka eosin akan bergerak.
4.      Buatlah kesimpulan mengenai hubungan kebutuhan O2 dengan berat serangga !
Jawab : hubungan antara kebutuhan O2 dengan berat serangga adalah semakin berat tubuh serangga maka akan semakin banyak membutuhkan oksigen, seperti halnya manusia, apabila berbadan gemuk dia akan bernapas cepat. Dengan berat serangga lebih besar , maka membutuhkan energi yang relatif besar. Oleh karena itu semakin besar tubuh serangga maka semakin banyak membutuhkan oksigen, sedangkan semakin ringan berat tubuh serangga maka semakin sedikit kebutuhan oksigen. 



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
·         KOH  berfungsi sebagai peningkat CO2 agar respirasi terpicu menjadi cepat. Selain itu KOH juga berfungsi sebagai pengikat CO2.Kristal KOH dapat mengikat CO2 karena bersifat hidroskopis.
·         Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan/tumbuhan

3.2 Lampiran







3.1 Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar